Beberapa waktu sebelum meningggal, (Alm) ayah temanku ini memang sudah berkali-kali keluar masuk rumah sakit, bahkan beberapa kali beliau harus menerima pengobatan di rumah sakit di Jakarta. Kondisi jantungnya memang bisa dibilang sangat rentan, sebulan sebelumnya temanku sempat mengatakan kondisi jantung ayahnya hanya berfungsi 17% saja. Yang terlintas di pikiranku saat itu hanyalah bersyukur ayah temanku ini masih bisa bertahan di tengah-tengah kondisi seperti itu. Secara manusia (aku yang sangat awam dengan medis), sangat sulit membayangkan sebuah tubuh masih dapat berfungsi normal (beraktifitas seperti biasa) hanya dengan sokongan jantung yang kurang dari setengah fungsi kinerja seharusnya. Terlebih, mengingat bahwa jantung manusia adalah organ paling vital dan penting dalam tubuh. Lagi-lagi aku melihat pekerjaan Tuhan yang begitu luar biasa. Dia bahkan memakai kelemahan tubuh ayah temanku ini untuk menunjukkan kebesaranNya.
Ibadah Penghiburan
Kebiasaan di gereja dimana aku berjemaat, jika ada jemaat yang meninggal dunia maka setiap malam akan diadakan ibadah penghiburan di rumah keluarga yang berduka sampai pada hari pemakaman tiba. Pada malam penghiburan kedua, sehari sebelum jenazah ayah temanku beserta temanku sekeluarga berangkat ke Jakarta (jenazah dimakamkan disana), aku dan teman-teman berkumpul di rumah duka untuk mengikuti ibadah penghiburan dan membantu apa yang bisa kami bantu. Usai ibadah, saya dan teman-teman duduk mengobrol. Tidak berapa lama kemudian, teman saya yang sedang berduka datang bergabung. Ia tiba-tiba berkata kepada kami, di lingkungan rumahnya ada banyak sekali janda... dan sekarang jumlah wanita yang menjadi janda karena ditinggal mati suami bertambah satu lagi. Teman saya ngomong seperti itu dengan santai sambil tersenyum. Sesaat aku dan teman-teman terdiam...merenungkan kata-kata temanku ini...sebelum akhirnya ada yang melempar topik obrolan lain...yang kemudian dijawab oleh teman yang lain...yang sontak membuat kami semua tertawa melihat mereka. Kami tahu tidak mudah untuk menerima kepergian seorang ayah yang kita kasihi secara mendadak. Apalagi ketika teman kami ini adalah anak tunggal di keluarganya. Namun aku percaya, Allah mengasihi mereka. Allah sendirilah yang akan menjadi suami dan bapa untuk mereka.
Jika ada yang bertanya apakah kita siap jika seandainya saat ini kita kehilangan orang yang kita kasihi dan sayangi untuk selamanya? Mungkin saya langsung nyamber jawab spontan, tidak siap :(
Tapi saya sadar, ada satu fakta yang mau tidak mau kita semua harus terima. Segala sesuatu itu ada waktunya. Perjumpaan, perpisahan, kelahiran, begitu juga dengan kematian. Selama masih berada di dunia, kita tidak bisa selamanya selalu hidup bersama dengan orang-orang yang kita kasihi. Ada saat dimana perpisahan itu akan terjadi dan kebersamaan itu usai. Ada waktunya kelak kita semua akan kembali kepada Dia yang menciptakan kita, kembali kepada Sang Pemilik Hidup.
Jika ada yang bertanya apakah kita siap jika seandainya saat ini kita kehilangan orang yang kita kasihi dan sayangi untuk selamanya? Mungkin saya langsung nyamber jawab spontan, tidak siap :(
Tapi saya sadar, ada satu fakta yang mau tidak mau kita semua harus terima. Segala sesuatu itu ada waktunya. Perjumpaan, perpisahan, kelahiran, begitu juga dengan kematian. Selama masih berada di dunia, kita tidak bisa selamanya selalu hidup bersama dengan orang-orang yang kita kasihi. Ada saat dimana perpisahan itu akan terjadi dan kebersamaan itu usai. Ada waktunya kelak kita semua akan kembali kepada Dia yang menciptakan kita, kembali kepada Sang Pemilik Hidup.
Berharap kelak ketika perpisahan itu tiba, kita semua tidak lagi berkata belum siap...
"Selamat jalan, Oom Purba...sampai kita berjumpa lagi di rumah Bapa di surga."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar