Siang itu, 27 Desember 2010, saya dan teman-teman persekutuan berniat pergi mengunjungi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang terletak di daerah Suwung. Kegiatan ini tanpa perencanaan dari jauh-jauh hari, bahkan cenderung dadakan (iye, niatnya agak-agak kurang niat emang -_-), malah sempat hampir nggak jadi berangkat karena beberapa teman ada yang batal ikut, termasuk adik saya sendiri.....wakakaka
Yah...tapi akhirnya toh kami jadi juga berangkat. Untuk pertama kalinya kami akan merayakan Natal bersama sebuah keluarga pemulung yang tinggal di tempat pembuangan sampah. Iya, ini kunjungan pertama saya. Setelah bertahun-tahun menjadi warga kota Denpasaryang tinggalnya nggak jauh-jauh amat dari lokasi TPA, saya memang baru pertama kali datang ke daerah sini :D
Yah...tapi akhirnya toh kami jadi juga berangkat. Untuk pertama kalinya kami akan merayakan Natal bersama sebuah keluarga pemulung yang tinggal di tempat pembuangan sampah. Iya, ini kunjungan pertama saya. Setelah bertahun-tahun menjadi warga kota Denpasar
Kami tiba di kawasan TPA sekitar pukul 3 sore...
Sama seperti keadaan di rumah, di kosan, dan di sepanjang jalan (yang becek dimana-mana karena habis diguyur hujan semalam suntuk), kondisi TPA pun tidak jauh berbeda...becek dimana-mana dan ummm...bau sampah menusuk hidung...hehe.. (namanya juga di TPA, gimana sih?). Berhubung nggak ada yang bawa masker penutup hidung, jadi mari kita nikmati saja
Setelah menempuh perjalanan becek selama sekian
Perayaan Natal sederhana kami bersama keluarga Pak Bambang dan Bu Ginten diadakan di dalam salah satu ruangan TK tersebut. Sebenarnya kami ingin mengunjungi 'rumah' mereka. Namun mereka tampaknya agak keberatan kami masuk dalam tempat tinggal mereka. Selain ruangannya sempit, Bu Ginten bilang, kalau siang udara di dalam sana sangat panas. Mereka biasanya jarang berada di dalam rumah pada siang hari. Jadi kami pun akhirnya meminjam ruangan TK tersebut. Memang ruangan di dalam sekolah ini berukuran jauh lebih lapang, dilengkapi dengan kipas angin yang ditempel di dinding serta berlantaikan keramik.
Awalnya kami hanya ngobrol dan berkenalan
Kami jadi merasa malu mendengar sharing mereka. Apa yang sering kami keluhkan selama ini tidak ada apa-apanya dibanding apa yang Pak Bambang dan Bu Ginten alami. Saya makin merasa tertegur ketika Bu Ginten bercerita bagaimana ia sebenarnya sangat rindu untuk ikut ibadah. Namun jarak tempat ibadah yg lumayan jauh dan kondisi kesehatan Bu Ginten yang saat itu kakinya sering sakit-sakitan, membuat ia jadi tergantung dengan orang lain. Kalau ada jemaat yg memiliki motor atau mobil dan menawarkan jemputan, baru mereka bisa pergi ibadah. Lebih sering Pak Bambang sendiri yang pergi ibadah dengan menggunakan sepeda.
Natal tahun ini sungguh berkesan. Alih-alih berpikir ingin berbagi berkat dengan keluarga pemulung, justru kami yang pulang dengan membawa banyak pelajaran. Pelajaran hidup yang mungkin tidak akan pernah kami lihat secara langsung di gereja, di persekutuan, atau di tempat tinggal kami.
*****
Catatan untuk Lia:
di tengah hiruk pikuk liburanmu saat ini, di antara sisa-sisa kue kering dalam stoples kaca di ruang depan, di antara undangan perayaan Natal yang masih akan terus ada hingga akhir bulan Januari,
Mungkin kamu sudah hafal teks berikut ini. Tapi akan ku ajak kamu membacanya lagi, kali ini bacalah dengan sangat perlahan, resapi tiap kata dan kalimat, dan bayangkan kamu sedang berada di malam itu,
...di malam Natal yang pertama.
*****
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud -- supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,
dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung,
lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan,
karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang
menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
** Tulisan ini dibuat agar kamu tidak lupa. Iya, ini untuk kamu.Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka
dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.
Lalu kata malaikat itu kepada mereka:
"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
"Hari ini telah lahir bagimu
Juruselamat, yaitu
Kristus, Tuhan,
di kota Daud."
*****
Kamu yang selalu saya lihat setiap pagi, di depan cermin.
![]() |
..Selamat Natal.. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar