Jumat, 28 Juni 2013

Musafir

Tulisan ini merupakan lanjutan dari cerita saya setelah mengikuti Seminar Suara Kebenaran...baca disini. Malam harinya sebelum tidur saya membuka plastik souvenir seminar yang berisi majalah, renungan bulanan, tiga keping CD khotbah, dan dua buah CD lagu. CD lagu tersebut seluruhnya berisi lagu-lagu yang dinyanyikan dan diciptakan sendiri oleh Pak Eras. Ada empat track lagu yang langsung saya suka. Salah satunya adalah lagu dalam track yang keenam, yang berjudul sama dengan postingan ini...

GS 14

Buka-buka album foto jaman SMA...dan nemu foto-foto ini. Ceritanya saya lagi kangen sama teman-teman sekolah dulu dan masa-masa ikut ekskul pecinta alam G.I.R.I.S.U.T.A 
Awal gabung di ekskul ini karena ikut-ikutan temen. Awalnya sehabis MOS, dikenalkan dengan para senior GS waktu saya dan Ima masuk sebagai perwakilan sekolah dalam tim gerak jalan Puputan-Margarana (jalan kaki 28 km)...mereka adalah salah satu pelatih gerak jalan saat itu. Akhirnya diajak gabung di ekskul ini yang pertemuan dan latihannya tiap Minggu siang. Syarat buat masuk jadi anggotanya, kami harus ikut latdas atau pelatihan dasar. Waktu itu bulan Desember, latdasnya camping berhari-hari di daerah Blahbatu, Gianyar... lalu pelantikan anggota dilaksanakan di gunung Batur...angkatan saya saat itu berjumlah 20 orang, dengan ketuanya saat itu adalah Ngurah. Beberapa kegiatan yang pernah saya ikuti adalah camping, mendaki gunung, repling dan prusiking, climbing, susur pantai, dll. Banyak pengalaman ketika saya bergabung selama tiga tahun dalam GS...belajar untuk tidak manja, belajar agar bisa survive di alam, belajar saling memperhatikan dan tolong menolong, belajar berorganisasi, dan belajar menerima orang-orang yang berbeda dengan saya. Dan yang paling penting, di GS inilah saya mulai belajar untuk lebih memperhatikan dan mencintai alam di sekitar saya...

Di bawah ini adalah foto saat pelantikan angkatan saya, dan beberapa foto kegiatan lainnya...
puncak Batur,
pelantikan angkatan saya
gunung Abang,
pendakian massal SMA Sanjose

puncak Batur, 17 Agustus
HUT GS ke-30

reuni akbar 2013
Viva GS!

Minggu, 23 Juni 2013

lady in waiting

Lady in Waiting itu....

bukan tentang bagaimana seorang wanita berjuang mendapatkan perhatian seorang pria.


juga bukan bagaimana menemukan seorang pria yang tepat.

tapi bagaimana menjadi seorang wanita yang tepat.


menjadi...


Wanita yang mau menyerahkan dirinya tanpa ragu-ragu kepada keTuhanan Kristus

Wanita yang menggunakan hari-harinya sebagai lajang, untuk mempercayai Tuhan dengan iman yang tak tergoyahkan,


Wanita yang menunjukkan kebajikan dalam kehidupan sehari-harinya,

Wanita yang mencintai Tuhan dengan suatu pengabdian yang tidak teralihkan.

Wanita yang tetap kudus secara fisik dan emosi

Wanita yang hidup dalam rasa aman

Wanita yang meresponi hidup dengan rasa puas


Wanita yang membuat pilihan berdasarkan keyakinannya


Wanita yang dengan sabar menunggu Tuhan memenuhi kebutuhannya.


Wanita yang menantikan Tuhan Yesus.
Sang Mempelai Pria-nya.



Are you a
lady in waiting, Li?

Sabtu, 22 Juni 2013

surat cinta (1)

Teruntuk: yang terkasih, suami masa depanku

Hai, sayang. Apa kabar?

Saat menulis surat ini, aku sedang memikirkanmu.

Memikirkan kita.

Aku mengetik surat ini sambil berharap cemas teman-temanku tidak menemukan blogku dan membaca surat ini. Mereka pasti akan meledekku habis-habisan. Tapi biarlah, aku sudah terlanjur memulai surat ini. Bukankah setiap orang bebas mengeluarkan pendapatnya? Dan aku yakin, mereka akan tetap berteman denganku. Karena lingkaran teman-teman terbaikku penuh dengan orang-orang aneh. Jadi bisa kupastikan, aku bukanlah satu-satunya yang aneh. :)

Aku tidak sedang frustasi karena terlalu lama sendiri. Bukan juga terlalu mengkhayalkan sesuatu yang belum pasti. Aku hanya rindu. Salahkah merindukan seseorang yang belum pernah bertemu? Aku membutuhkan waktu sepuluh menit di depan laptop sampai aku memutuskan untuk menulis ini padamu. Maka biarkan aku menyelesaikan surat ini dulu, agar tersalurkan rinduku padamu.


Seperti apa ya nanti kita bertemu? Sampai aku menulis surat ini, belum ada satupun clue tentangmu yang aku tahu. Yang aku tahu, meski belum tahu kamu seperti apa, tapi aku mau kamu percaya bahwa aku sudah mengasihimu saat ini. Iya, kamu. Suami masa depanku.

Kamu tertawa tidak ya ketika membaca surat pertamaku ini? Aku norak ya? Nggak apa-apa kalau kamu mau tertawa. Aku tahu kok, kamu pasti tetap akan menyelesaikan membaca surat ini.


Hmmm...aku sebenarnya bingung apa yang bisa kuceritakan dalam surat ini. Atau mungkin lebih baik aku bertanya saja padamu. Hmm...aku sudah tanyakan kabarmu atau belum ya? Eh kenapa aku jadi grogi begini.....padahal di depanku hanya ada laptop dan bukan kamu. Hmm...sayang, apa yang sedang kamu lakukan saat ini? Kamu bekerja? Bekerja apa? Dimana? Apa pekerjaanmu itu sesuai dengan minatmu? Sesuai dengan passion-mu? Apa kamu sudah menemukan panggilan Tuhan dalam hidupmu? Apakah semua pertanyaanku ini membuatku mulai tampak membosankan? Apa aku sebaiknya melamar pekerjaan sebagai wartawan saja?

Beri tahu aku secepatnya ya bagaimana kabar terbarumu. Tolong kasi tau aku selengkapnya lengkapnya. Aku ingin tahu dan ingin ikut berjuang bersamamu. Aku ingin suatu saat nanti duduk di sampingmu, mendengarmu bercerita tentang mimpi-mimpimu. Tentang harapanmu. Tentang panggilan Tuhan dalam hidupmu dan bagaimana kamu mengerjakannya. Aku juga mau menjadi orang pertama yang mendengar keluhan-keluhanmu. Tentang masalahmu dengan rekan kerjamu. Tentang kekecewaanmu. Tentang ketakutanmu.

Aku memang bukan malaikat yang akan menghilangkan semua bebanmu sekaligus sesaat setelah kamu bercerita (sampai sekarang aku sebenarnya masih sangsi, apakah ada malaikat yang seperti itu?). Aku hanya seorang perempuanmu yang saat kamu bercerita, akan membuatkanmu secangkir kopi panas ternikmat yang pernah kamu cicipi. Nikmat, karena aku membuatnya dengan ramuan cinta dan mengaduknya dengan sendok kasih sayang (ya aku tahu dari keseluruhan surat pertamaku ini, bagian inilah yang paling lebay). Oh ya, aku belum tahu kamu suka minuman apa. Kopi hitam atau kopi susu? Teh hijau atau coklat panas? Tapi rasanya asal kita bersama, minum apa saja tetap terasa nikmat kan? *lalu nyodorin aqua galon*

Ah, aku hanya ingin menghiburmu saja.


Rasanya sekian dulu surat pertamaku ini.

Semoga aku bisa sama sabarnya denganmu dalam menunggu datangnya masa kita nanti. Semoga kita bisa sama-sama menikmati masa lajang dan penantian ini, menjaga kekudusan dan kemurnian, terus punya hati yang haus akan DIA, dan mempercayakan hidup kita hanya pada DIA. Tuhan dan Raja kita. Sang Penguasa dan Pemilik hidup dan hati kita.


dari yang sangat mengasihimu,
istri masa depanmu.


p.s. jaga kesehatanmu, ya.

Kamis, 13 Juni 2013

Faithfully


FAITHFULLY
(Eric & Leslie Ludy)

Tonight I saw a shooting star

Made me wonder where you are
For years I have been dreaming of you
And I wonder if you're thinking of me too

In this world of cheap romance
And love that only fades after the dance
They say that I'm a fool to wait for something more
How can I really love someone I've never seen before

But I have longed for true love every day that I have lived
And I know real love is all about learning how to give
So I pray that God will bring you to me
And I pray you'll find me waiting faithfully

Faithfully, I am yours from now until foreverFaithfully, I will write, write you a love song with my life
'Cause this kind of love's worth waiting for
No matter how long it takes I am yours
Faithfully

Tonight I saw two lovers kiss
Reminded me of my own loneliness
They say that I'm a fool to keep on praying for you
How can I give up pleasure for a dream that won't come true

But I will keep believing that God still has a plan
And though I cannot see you now, I know that He can
And someday I will give you all of me
Until I find you, I'll be waiting faithfully





Kamis, 06 Juni 2013

catatan seorang PKK (1)

Sebut saja nama mereka Tia, Flo, Ana dan Manda. Empat orang yang dipercayakan padaku untuk kupimpin dalam kelompok kecil. Pertemuan kami berawal dari persekutuan perdana PMK awal tahun ajaran. Pada saat itu mereka memberikan komitmen untuk mau dimuridkan. Tidak mudah memulai sebuah kelompok baru, terutama berkaitan dengan masalah teknis: penyesuaian waktu pertemuan. Untuk menentukan pertemuan selanjutnya, aku sempat kebingungan. Karena tempat tinggal kami cukup berjauhan. Namun, waktu berjalan, dan masalah waktu juga tempat bisa kami selesaikan.

Memasuki pelajaran-pelajaran awal, aku bisa melihat bagaimana mereka sungguh haus akan kebenaran. Tak jarang, aku mendapatkan pertanyaan-pertanyaan sederhana namun cukup dalam dari mereka. Bab demi bab, kami lalui sesuai target rencana. Hingga akan memasuki pertengahan buku Pembinaan Dasar, aku mengusulkan untuk mengevaluasi KTB kami selama ini. Saat itu kurang lebih sudah memasuki bulan keenam aku memuridkan mereka. Banyak sekali masukan yang aku terima dari mereka dan itu membuat aku mengevaluasi diriku sebagai seorang pemimpin kelompok.

Aku mendorong mereka untuk mulai melakukan disiplin rohani. Awalnya, sangat sulit untuk mengajak mereka membiasakan diri membaca Alkitab, berdoa dan bersaat teduh setiap hari. Kulihat di mata beberapa dari antara mereka nampak begitu lelah dan terbeban dengan proyek ketaatan tersebut. Sehingga di pertemuan berikutnya, hampir bergantian sharing yang terdengar adalah: sate yang bolong-bolong, ketiduran waktu baca Alkitab, bahkan lupa berdoa. Sejujurnya, aku tersenyum dalam hati ketika mendengar cerita polos mereka. Namun, aku tetap memberi mereka semangat untuk tetap melatih diri melakukan disiplin rohani. Tak lupa, aku juga membagikan apa yang kudapat melalui saat teduhku dan juga jawaban-jawaban doaku. Sambil dalam hati aku berdoa, supaya mereka juga memiliki kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan setiap hari.

Setahun berlalu. Kegiatan KTB kami tidak sebatas hanya PA di kos Tia. Terkadang kami berkumpul, tetapi hanya masak-masak dan makan bareng. Tanpa PA, tanpa bahas bahan. Sederhana memang, namun aku berharap justru melalui itu kebersamaan bisa terbangun. Bulan berikutnya, kami pergi bersama ke pantai. Main air, main pasir, menunggu matahari terbenam bersama-sama, dan ngga lupa….foto-foto. Lalu pada saat gathering KTB dengan kelompok-kelompok kecil lainnya, mereka dengan bersemangat mempersiapkan segala sesuatunya. Saat itu masing-masing kelompok diminta unjuk talenta dan membawa makanan. Kenangan di tahun pertama KTB ini, sungguh terasa manis.

Hingga memasuki pertengahan tahun kedua, muncul permasalahan yang ternyata memicu timbulnya konflik intern diantara mereka. Ngga perlu kubahas disini ya siapa yang bermasalah dan apa masalahnya. Namun, itu ternyata menjadi awal keretakan kelompok ini. Peranku sebagai mediator juga tidak terlalu berpengaruh. Ternyata apa yang selama ini aku nilai tentang kelompok ini, berbeda jauh dari kenyataan yang baru kulihat.
dari seorang kakak, yang masih terus mencoba mencari, 
menanti dan mendoakan kalian berempat.
 Maret 2012

through it all

(diambil dari notes Facebook, 2012)
You are forever in my life, You see me through the seasons
Cover me with Your hand, lead me in Your righteousness

And I look to You, and I wait on You
I'll sing to You Lord, a hymn of love, for Your faithfulness to me
I'm carried in everlasting arms, You'll never let me go through it all
-----------Blessed, Hillsong 2002---------

Lirik lagu di atas judulnya Through It All. salah satu lagu rohani yg menemani perjalanan awal-awal masa remaja saya (berasa sekarang sudah tua x_x). Dibeli sekitar tahun 2003. Salah satu lagu dalam album rohani pertama yang dibeli dengan menyisihkan uang saku sendiri. Duit kembalian naik angkot ke sekolah dikumpulin selama seminggu, sempat juga nahan untuk ngga jajan di kantin beberapa hari, supaya duitnya cukup buat beli kaset ini sama kaset Linkin Park. (teteup ya album LP terbaru juga musti punya)

hmm tahun 2003 itu.....jadi inget punya sahabat di SMP yang pertama kali ngasi teladan pentingnya saat teduh, pertama kali dikenalin dengan majalah rohani remaja juga yang namanya Gfresh. Pertama kali tertarik itu sih covernya artis, halamannya berwarna dan ada komiknya. Tapi lama kelamaan jadi sukaa sama majalah ini karena isinya berbobot dan ngajarin banyak hal, bener-bener majalah rohani buat remajalah. Jadi langganan deh, rutin beli setiap bulan selama bertahun-tahun.

Tapi sayang beberapa tahun belakangan, majalahnya sudah ngga terbit lagi.

hmm 2003 itu juga masa-masa ikut pembinaan remaja di gereja...lumayan rajin ikut persekutuan teruna setiap minggu, ikut paduan suara, gak pernah absen ikut retreat teruna...rajin banget deh pokoknya.

Tapi masa-masa inipun sekaligus masa-masa yang penuh pemberontakan. Suka banget ngelawan omongan orangtua, suka nyaut kalau dikasitau, suka ngerasa sok pinter sendiri dan susah buat dibilangin. :(
 
Baru sadar setelah sekian tahun... :(

hmm...gak nyangka...cuma gegara sebuah lagu, ingatan ini bisa kembali ke 10 tahun yang lalu....masa-masa remaja yang ngga pernah bisa terulang...masa-masa dimana saya disadarkan bahwa kasih Tuhan Yesus itu yang terbesar dari semua kasih yang ada di dalam hidup saya.

Jadi inget sama kata-katanya Rasul Paulus,
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.
(Filipi 3)


...........I'll sing to You Lord, a hymn of love, for Your faithfulness to me
I'm carried in everlasting arms, You'll never let me go
through it all.....