Minggu, 29 September 2013

101112 (part two)

Pada hari H, 101112...acara baru mulai jam 19.30, molor setengah jam dari yang tertera di undangan...hmm kami menunggu sampai keluarga dan undangan dateng semua, karena undangan cuma 50 orang, kalau belum pada dateng ya mau mulai acara gimana..masih sepi banget..hehe..

Dan sebagai anak tertua, mau ndak mau saya yang menyapa para undangan..ceritanya jadi MC mendadak (harusnya sama Oom JR juga, tapi ternyata saya dikerjain..). Dengan terbata-bata, saya mencoba untuk memberikan sambutan sederhana. Itu pertama kalinya saya berbicara di depan keluarga besar dan kerabat dekat, mewakili Papa dan Mama. deg..deg..


Tak mau menghabiskan waktu ngomong ngalor ngidul  sendirian di depan, setelah meyakinkan diri bahwa semua undangan sudah disapa satu persatu, saya pun segera menyerahkan microphone kepada bapak 'Pendeta'. Fuuh...lega rasanya bisa ngoper mic. Saya kemudian berjalan ke samping panggung, menuju adik saya yang sedang merekam jalannya acara dengan handycam. Selanjutnya, pakpen(deta) mengajak menyanyi dua buah lagu pujian, dan saya sudah duduk manis di depan laptop...melanjutkan peran berikutnya sebagai operator slide.
Syukur padaMu, ya Allah, atas s’gala rahmatMu
Syukur atas kecukupan dari kasihMu penuh
Syukur atas pekerjaan, walau tubuh pun lemban
Syukur atas kasih sayang dari sanak dan teman

Syukur atas bunga mawar, harum, indah
tak terp’ri
Syukur atas awan hitam dan mentari
berseri
Syukur atas suka-duka yang ‘Kau b’ri
tiap saat

Dan FimanMulah pelita agar kami tak sesat
Syukur atas keluarga penuh kasih yang mesra
Syukur atas perhimpunan yang memb’ri
sejahtera
Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah
Syukur atas pengharapan kini dan selamaNya

(Syukur PadaMu ya Allah)


***

Bila topan k'ras melanda hidupmu
, bila putus asa dan letih lesu,
berkat Tuhan satu-satu hitunglah,
kau niscaya kagum oleh kasihNya
Adakah beban membuat kau penat, salib yang kaupikul menekan berat?
Hitunglah berkatNya, pasti kau lega dan bernyanyi t'rus penuh bahagia


Bila kau memandang harta orang lain
, ingat janji Kristus yang lebih permai;
hitunglah berkat yang tidak terbeli, milikmu di sorga tiada terperi

Berkat Tuhan, mari hitunglah, 
kau 'kan kagum oleh kasihNya
Berkat Tuhan mari hitunglah,
kau niscaya kagum oleh kasihNya
Setelah itu, renungan singkat dibawakan...pakpen(deta) kemudian memimpin doa syukur.

Setelah ibadah singkat selesai, saya memberi kode kepada waiter untuk mematikan lampu utama...tujuannya supaya memberi efek dramatis pada acara selanjutnya..hehe... yup, sebelum acara potong memotong kue ulang tahun, tanpa diketahui oleh yang ulangtahun, kami bekerja sama dengan beberapa teman Papa dan Mama, om dan tante kami yang hebat dan baik hati untuk membantu kami membuat surprise kecil untuk Papa dan Mama. Dalam ruangan yang sedikit reman-remang (karena lampu utama sudah dimatikan), sayup-sayup terdengar suara Saxophone yang dengan lembut dimainkan oleh Oom J, sebagai kode kepada sepasang penari, Mbak S dan Bli D, untuk berjalan dari belakang...masuk ke dalam ruangan. Dengan memakai kostum berwarna putih, Mbak S dan Bli D perlahan berjalan sambil menarikan tarian kontemporer yang indah. Sebelumnya, mereka sudah membuatkan sebuah puisi untuk dibacakan sebagai pengiring tarian mereka.

Setelah menari, Mbak S dan Bli D mencari Mama dan Papa (yang sempat agak lama mencarinya karena bingung Papa sama Mama duduk dimana? hihihi. Karena memang ini acaranya santai, hanya makan malam biasa, jadi Papa dan Mama duduk terpisah satu sama lain, menemani tamu-tamu yang berlainan meja)...lalu diajak ke depan.

Singkat cerita, Bli D sudah menyiapkan bucket mawar putih dan diberikan kepada Papa, untuk diserahkan kepada Mama. Trus (inget-inget), musik dimainkan, lampu dinyalakan, tiup lilin (tanpa potong kue...), pelemparan (?) 
confetti kecil, kemudian ditutup dengan Papa yang mengajak Mama berdansa, diiringi lagu......... *inget-inget*......engg..... ok. saya lupa lagu pas slow dance-nya apa.

Sebelum santap malam bersama, saya dan adik saya menyanyikan sebuah lagu untuk kedua orangtua kami. Sebenarnya kurang puas sih karena cuma sempat latihan dua kali aja (itupun sembunyi-sembunyi latihan di rumah takut ketauan). Lagu ini baru saya temukan seminggu sebelum acara, iseng-iseng googling, dan akhirnya nyasar ke sebuah blog yang menuliskan lagu ini. Saya coba cari lagunya di youtube, tapi nggak ketemu. Tanya beberapa teman persekutuan dan gereja, semua bilang belum pernah tahu lagu ini. Saya coba googling lagi dan akhirnya ketemu juga lagunya dalam format Mp3.

Ketika pertama kali mendengar lagu ini di kamar, saya hampir nangis. Lagunya bagus banget...liriknya sangat dalem. Saya langsung meminta adik saya untuk mencari chord lagu ini, kemudian kami coba melatihnya. Yaaa...walaupun suara kami terbatas dan permainan musik kami juga seadanya, tapi lagu ini cukup berhasil kami bawakan sampai selesai di depan orangtua kami.

Terimakasih ya Pa, Ma...
karena sudah saling mencintai selama 25 tahun ini...
terimakasih karena sudah menjadi orangtua yang hebat buat kakak sama adek...
Buat (ibu?) Yoanna Greissia, terimakasih sudah menciptakan lagu ini, terimakasih sudah mengingatkan kami untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur...

Saat tangan kecilku mulai terbuka dan mata ini memandang dunia
Ku rasakan belaian kasih tiada batasnya, diiringi tawa penuh cinta

Saat kakiku mulai melangkah, kulihat harapan di wajahmu
Harapan yang terbaik untuk diriku, doamu dinaikkan dan setiap saat namaku disebut

T'rima kasih untuk cinta
T'rima kasih 'tuk kluarga yang indah
Kutemukan kasih Tuhan dalam papa mama

Setiap hari kubersyukur pada Tuhan 'tuk k'luarga yang indah
Papa Mama, engkau yang terbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar