Jam weker kuning winnie the pooh saya sudah krang kring krung sejak jam 4 pagi. Nyaring dan berisiiiik. Tapi itu tidak langsung membuat badan ini turun dari tempat tidur. Lima belas menit kemudian, tiba-tiba saya terbangun kaget mendengar alarm kedua, yang berasal dari alarm henpon. Ternyata saya ketiduran lagi. hoooo... tapi kali ini, refleks saya langsung bangun, kucek-kucek mata dan ngecek handphone. Ada satu pesan, dan dua panggilan tak terjawab dari dua kakak sica, kak Gab en kak May, yang ngingetin lagi supaya saya tidak lupa membawa perlengkapan acara pagi ini.
Dengan mata masih kriyep-kriyep, saya berjalan ke kamar mandi buat cuci muka. Lantas balik ke kamar untuk saat teduh express ._. Meencoba membaca dan merenungkan injil Yohanes 4:1-25 selama beberapa menit, bersyukur untuk hari yang baru dan berdoa untuk kelangsungan kegiatan sepanjang hari ini.
Saya harus segera mandi.......sudah jam 4.30.......berjuang melawan udara (dan air) yang dingiiin......whoaheemmm (lho kok ngantuk lagi .__.)
Kemarin, Minggu 4 Agustus 2013, ada ibadah padang teruna di luar kota. Dengan mengendarai tujuh armada bis, dua buah mobil, dan beberapa motor, kami pun menuju daerah Pancasari. Pukul 7 pagi kami sudah tiba di lokasi.
Setelah sarapan berupa kopi/teh dan berbagai macam kue (sebenarnya hanya dua macam, hehe), kami menghangatkan badan dengan senam-senam kecil (udaranya dingin..dan masih berkabut..). Kemudian di bawah pimpinan kak P&P, kami semua diajak menyanyi bermacam-macam lagu plus gerakan. Suasana pagi itu makin meriah karena sesi 'goyang-goyang' pagi itu diiringi oleh live 'akustik band' kolaborasi teruna dan pemuda yang.....heboh-heboh ((heboh .__.))...udara dingin mulai tak terasa, dan rasa kantuk pun hilang.
Tepat pukul 8.30 (maju lebih awal 30 menit dari rundown acara), seluruh peserta diminta memasuki wantilan. Pagi itu, di tepi danau, kami beribadah bersama dengan duduk lesehan beralaskan tikar. Pagi itu kami membaca Injil yang ditulis oleh rasul Yohanes, tepatnya bagian pasalnya yang keempat. Kami belajar dari teladan Tuhan Yesus yang mau menyapa seorang perempuan Samaria di tepi sumur Yakub. Sebelum Kak Jefry yang menjadi pembicara pagi itu membawakan renungan, ditampilkan film pengantar firman terlebih dulu. Potongan film pertama menceritakan tentang wajah kehidupan umat beragama di jaman sekarang yaitu kehidupan umat beragama di Indonesia, lalu dilanjutkan dengan cuplikan film persahabatan dua anak Singaraja yang berbeda agama, dan terakhir ditutup dengan film singkat kisah perjalanan Yesus memasuki daerah Samaria berdasarkan bacaan firman dari Yohanes 4. Inti dari ketiga film ini adalah mau membukakan kepada teruna: realita kehidupan umat beragama, baik di masa kini di Indonesia, maupun 2000 tahun lalu di masa ketika Tuhan Yesus hidup di dunia. Ternyata, konflik perbedaan agama sudah ada sejak jaman dulu dan masih terus ada hingga di jaman modern seperti sekarang ini.

Namun di satu sisi, seperti Tuhan Yesus yang menegur dengan keras terhadap gaya hidup perempuan Samaria tersebut (yang berganti-ganti pasangan, tidak percaya kepada Allah), firman Tuhan pagi itu juga menantang kami untuk berani bersikap tidak kompromi dengan iman percaya kami. Berjalan mengikut Yesus, harus ada sesuatu yang ditinggal. Sudahkah saya meninggalkan sesuatu yang saya suka, saya cintai, demi mengikut Yesus? Komitmen inilah yang pada akhirnya ditindaklanjuti dalam sesi kelompok kecil.
Hari semakin siang. Kami pun makan siang bersama dalam kelompok, sambil melanjutkan sharing yang belum selesai. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan acara keakraban berupa permainan Bible Quiz. Adik-adik pun dibagi dalam dua kelompok besar, adik-adik teruna dwi dan katekisan (kelas SMA) bergabung dengan pengurus pemuda, sedangkan adik-adik teruna eka (kelas SMP) bersama kayana.
Usai acara keakraban dan foto bersama, kami pulang dan tiba di gereja pukul 6 sore.
Laporan selesai. hehe...
Biarlah kegiatan kemarin berkenan bagi Tuhan, dan sharing saya kali ini menjadi berkat bagi kita semua. Terlebih firmanNya boleh terus menjadi rhema dalam hati...dan kita semua selalu dimampukan menjadi pelaku firman yang hidup dalam kehidupan sehari-hari. Amin... Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.
Dengan mata masih kriyep-kriyep, saya berjalan ke kamar mandi buat cuci muka. Lantas balik ke kamar untuk saat teduh express ._. Meencoba membaca dan merenungkan injil Yohanes 4:1-25 selama beberapa menit, bersyukur untuk hari yang baru dan berdoa untuk kelangsungan kegiatan sepanjang hari ini.
Saya harus segera mandi.......sudah jam 4.30.......berjuang melawan udara (dan air) yang dingiiin......whoaheemmm (lho kok ngantuk lagi .__.)
Kemarin, Minggu 4 Agustus 2013, ada ibadah padang teruna di luar kota. Dengan mengendarai tujuh armada bis, dua buah mobil, dan beberapa motor, kami pun menuju daerah Pancasari. Pukul 7 pagi kami sudah tiba di lokasi.
Setelah sarapan berupa kopi/teh dan berbagai macam kue (sebenarnya hanya dua macam, hehe), kami menghangatkan badan dengan senam-senam kecil (udaranya dingin..dan masih berkabut..). Kemudian di bawah pimpinan kak P&P, kami semua diajak menyanyi bermacam-macam lagu plus gerakan. Suasana pagi itu makin meriah karena sesi 'goyang-goyang' pagi itu diiringi oleh live 'akustik band' kolaborasi teruna dan pemuda yang.....heboh-heboh ((heboh .__.))...udara dingin mulai tak terasa, dan rasa kantuk pun hilang.
Tepat pukul 8.30 (maju lebih awal 30 menit dari rundown acara), seluruh peserta diminta memasuki wantilan. Pagi itu, di tepi danau, kami beribadah bersama dengan duduk lesehan beralaskan tikar. Pagi itu kami membaca Injil yang ditulis oleh rasul Yohanes, tepatnya bagian pasalnya yang keempat. Kami belajar dari teladan Tuhan Yesus yang mau menyapa seorang perempuan Samaria di tepi sumur Yakub. Sebelum Kak Jefry yang menjadi pembicara pagi itu membawakan renungan, ditampilkan film pengantar firman terlebih dulu. Potongan film pertama menceritakan tentang wajah kehidupan umat beragama di jaman sekarang yaitu kehidupan umat beragama di Indonesia, lalu dilanjutkan dengan cuplikan film persahabatan dua anak Singaraja yang berbeda agama, dan terakhir ditutup dengan film singkat kisah perjalanan Yesus memasuki daerah Samaria berdasarkan bacaan firman dari Yohanes 4. Inti dari ketiga film ini adalah mau membukakan kepada teruna: realita kehidupan umat beragama, baik di masa kini di Indonesia, maupun 2000 tahun lalu di masa ketika Tuhan Yesus hidup di dunia. Ternyata, konflik perbedaan agama sudah ada sejak jaman dulu dan masih terus ada hingga di jaman modern seperti sekarang ini.

...Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air.Firman Tuhan pagi itu berbicara dengan sangat jelas, bahwa Tuhan sangat mengasihi semua manusia. Tuhan tidak membeda-bedakan orang Samaria dengan orang Yahudi (pada saat itu, orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria). Yesus mematahkan pandangan umum masyarakat saat itu, dan memilih untuk menyapa perempuan tersebut. Kami semua diingatkan kembali untuk mau mengambil komitmen untuk bersikap toleran dengan umat beragama lain, menghormati kepercayaan lain. Apalagi kami tinggal di negeri yang penuh dengan keanekaragaman.
Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum. Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Namun di satu sisi, seperti Tuhan Yesus yang menegur dengan keras terhadap gaya hidup perempuan Samaria tersebut (yang berganti-ganti pasangan, tidak percaya kepada Allah), firman Tuhan pagi itu juga menantang kami untuk berani bersikap tidak kompromi dengan iman percaya kami. Berjalan mengikut Yesus, harus ada sesuatu yang ditinggal. Sudahkah saya meninggalkan sesuatu yang saya suka, saya cintai, demi mengikut Yesus? Komitmen inilah yang pada akhirnya ditindaklanjuti dalam sesi kelompok kecil.
Hari semakin siang. Kami pun makan siang bersama dalam kelompok, sambil melanjutkan sharing yang belum selesai. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan acara keakraban berupa permainan Bible Quiz. Adik-adik pun dibagi dalam dua kelompok besar, adik-adik teruna dwi dan katekisan (kelas SMA) bergabung dengan pengurus pemuda, sedangkan adik-adik teruna eka (kelas SMP) bersama kayana.
Usai acara keakraban dan foto bersama, kami pulang dan tiba di gereja pukul 6 sore.
Laporan selesai. hehe...
Biarlah kegiatan kemarin berkenan bagi Tuhan, dan sharing saya kali ini menjadi berkat bagi kita semua. Terlebih firmanNya boleh terus menjadi rhema dalam hati...dan kita semua selalu dimampukan menjadi pelaku firman yang hidup dalam kehidupan sehari-hari. Amin... Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.
![]() |
sebagian peserta dan panitia (photo credit to: kak May's papa) |
![]() |
photo collections: kak Julius and bang Moses |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar